PENGARUH AQIDAH DALAM KEHIDUPAN INDIVIDU
AQIDAH YANG MEMUASKAN AKAL
DAN SESUAI DENGAN FITROH MANUSIA
Pendahuluan
Akal adalah
perangkat terpenting yang dimiliki oleh manusia. Dengan akal manusia mampu
berfikir, dan dengan berfikir manusia bisa menentukan sikap dan tindakannya.
Pemikiran (fikroh) atau pengetahuan yang masuk pada diri seseorang kemudian
difikirkan dan akhirnya menjadi suatu pemahaman yang berhubungan erat dengan
sikap dan tindakan. Jadi Pemahaman (mafhum) seseorang terhadap sesuatu akan menentukan
sikap dan tindakannya terhadap sesuatu.
Fikroh yang
sudah menjadi mafhum ini merupakan kunci jatuh bangunnya seseorang atau ummat.
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, sebelum kaum
itu mengubah keadaannya sendiri.”(QS. Ar-Ra’d : 11)
Ayat tersebut menerangkan proses
jatuh bangunnya
Adapun fikroh
yang mampu membawa diri atau ummat untuk bangkit adalah fikroh yang mendasar,
yaitu fikroh yang menyeluruh yang langsung mempertanyakan posisi manusia di
alam semesta ini dan langsung menjawab problematika utama yang ada pada diri
manusia, yaitu pertanyaan-pertanyaan yang dibawa sejak lahir. Darimana aku?
Untuk apa aku lahir ke dunia? Dan akan kemana aku setelah mati?
Untuk menjawab
ketiga pertanyaan tersebut, hanya fikroh yang paling mendasarlah yang bisa
langsung menjawab dan memecahkan problematika kehidupan. Fikroh yang demikian
disebut AQIDAH, yaitu pemikiran yang paling mendasar dan menyeluruh tentang
alam semesta, kehidupan dan manusia serta hubungan ketiganya (alam semesta, kehidupan,
dan manusia) dengan alam sebelum dan sesudah dunia. Kalau digunakan gagasan di
atas, ada tiga aqidah yang mampu menjawab pertanyaan tadi, yaitu aqidah
Komunis, Aqidah Sosialis dan Aqidah Islam. Sebagai contoh jawaban Komunis
terhadap tiga pertanyaan utama tadi adalah :
Ø
Pertama :
Manusia berasal dari materi, dan manusia tidak diciptakan oleh siapapun.
Ø
Kedua :
Karena tidak diciptakan siapapun, maka manusia dalam menjalani kehidupan di
dunia bebas dalam bertindak.
Ø
Ketiga : Karena manusia berasal dari materi, maka
apabila manusia itu binasa akan kembali kepada materi.
Dengan demikian
problema hidup mereka terjawab, dan mereka menjadi betul-betul bangkit.
Meskipun kebangkitan mereka menuju jahanam.
Sedangkan Aqidah Islam
mengatakan “Tiada Tuhan selain Allah”. Artinya beriman bahwa alam semesta
beserta isinya ada penciptanya, yaitu Allah SWT. Dan Allah pun menurunkan suatu
aturan baik untuk alam, kehidupan, maupun manusia. Alam dan kehidupan menerima
aturan tanpa menolak sedikit pun, sedangkan manusia bisa menolak bisa juga
menerima. Oleh karena itu Allah SWT menurunkan para Rasul, dimana Rasul
terakhir adalah Nabi Muhammad saw. Disamping itu manusia harus beriman kepada
segala apa yang tercantum dalam Al-Quran yang merupakan firman Allah SWT. Tidak
ada satupun yang patut ditolak, termasuk berita-berita mengenai alam ghaib,
seperti malaikat, jin, iblis, hari kiamat, hari penghisaban, adanya sorga,
neraka dan sebagainya.
Pengertian Mabda’ (Ideologi)
Pengertian Mabda’ dapat ditinjau dari dua segi, yaitu :
§
Segi bahasa, diambil dari bahasa aslinya yaitu
bahasa Arab, mabda’ berasal dari
suatu bentukan masydar mimy dari kata
bada’a – yabda’u – bad’an –wa mabda’an,
yang artinya memulai.
§
Segi Istilah, mabda’ adalah aqidah yang berdasarkan akal (Aqidah Aqliyah) yang
melahirkan aturan (nidzom).
Dari makna istilah dapat dipahami,
bahwa mabda’ adalah aqidah aqliyah
yang terpancar darinya aturan. Peraturan yang lahir dari aqidah ini tidak lain
berfungsi untuk memecahkan dan mengatasi berbagai problematika hidup manusia,
menjelaskan bagaimana cara pelaksanaan pemecahannya, memelihara aqidah serta
untuk mengemban mabda. Serta penjelasan tentang tata cara pelaksanaan
pemeliharaan aqidah dan pengembangan risalah da’wah, inilah yang dinamakan thoriqoh. Adapun selain dari itu yaitu
aqidah dan berbagai pemecahan masalah hidup dinamakan fikroh, dengan demikian mabda’ mencakup dua bagian yaitu fikroh
dan thoriqoh.
Mabda’ hanya ada pada manusia yang merupakan satu-satunya makhluk
yang mampu menerima dan menumbuhkan mabda’
tersebut. Mabda’ yang berkembang
berdasarkan akal ada dua kelompok, yaitu :
1.
Mabda’ yang
berasal dari wahyu Allah SWT
2.
Mabda’ yang
berasal dari kejeniusan seorang manusia.
Keduanya
merupakan asal muasal suatu mabda’. Mabda’ yang berasal dari wahyu Allah
SWT, pasti kebenarannya (qoth’i)
sedangkan mabda’ yang lahir dari
kejeniusan seorang manuisa patut diragukan (dzonni) karena berasal dari benak
manusia yang terbatas yang bersifat dugaan, kira-kira dan ada kemungkinan
salah. Juga terpengaruh lingkungan yang manusia itu diami, misalnya marxisme
yang membangkitkan komunisme dan sosialisme. Mabda’ ini lahir karena terpengaruh yang ada saat itu, yaitu Eropa
Barat pada Revolusi Industri. Jadi terbatas hanya pada zaman itu saja,
perubahan zaman akan diikuti perubahan lingkungan dan permasalahan yang timbul
akan lain. Dengan begitu mabda’ yang
benar adalah mabda’ yang lahir dari
wahyu Allah saja, sebagai Tuhan Pencipta alam semesta yang mengetahui segala
sesuatu di dalamnya termasuk manusia, lengkap dengan problematikanya.
Pengertian mabda’ yang mencakup fikroh dan thoriqoh
di atas dapat digunakan untuk menguji apakah suatu paham termasuk mabda’ atau bukan. Kalau kita lihat di
dunia ini, hanya ada tiga mabda’
yaitu: Sekurelisme, Sosialisme/Komunisme dan Islam. Mabda’ Sekulerisme diemban oleh Amerika Serikat dan sekut-sekutunya
di Eropa Barat. Mabda’
Sosialisme/Komunisme yang dulu diemban oleh Rusia dan sekutu-sekutunya di Eropa
Timur. Sedangka negara-negara dunia ketiga hanyalah daerah jajahan kedua
kelompok tersebut. Adapun Mabda’
Islam sekarang belum diemban oleh satu negarapun. Islam masih hidup dibenak
ummat pengemban da’wah, itupun hanya beberapa persen saja, sebab ummat Islam
yang lain benar-benar beriman kepada Sekurelisme dan Sosialisme.
Adapun fikroh dan thoriqoh dalam suatu mabda’ tidak menentukan Keshohihan
(benar atau salah) suatu mabda’. Tapi
yang menjadi indikasi keshohihan suatu mabda’
adalah keshohihan aqidahnya. Aqidah yang shohih memiliki tiga kriteria, yaitu :
sesuai dengan fitrah manusia, memuaskan akal dan memberikan ketenangan batin. Mabda’ yang berlandaskan pada aqidah
yang shohih adalah mabda’ shohih yang
akan memperoleh kebangkitan shohih, yaitu kebangkitan yang mengarah kepada
kebahagiaan hakiki.
Perbandingan Mabda’
Kali
ini untuk bisa mengetahui hakikat dari masing-masing mabda’ yang ada saat ini, berarti kita harus membuat perbandingan
yang mencakup beberapa segi diantaranya :
Asas
Sekulerisme/Kapitalisme
Mabda’
ini muncul karena dosa gereja. Sejak berkuasa di kerajaan Romawi hingga abad
pertengahan di Eropa, gereja bekerja sama dengan kaum bangsawan (feodalis)
terus menerus menindas rakyat. Sebodoh-bodahnya bangsa Eropa, lama-kelamaan
merasa muak terhadap gereja, khususnya ketika masa Renaissance (lahir kembali)
mulai muncul dan berkembang di Eropa. Sehingga terkenal satu slogan Revolusi
Perancis: “Gantunglah feodalis terakhir dengan usus pendeta terakhir” artinya
keduanya harus dihabisi (dibunuh).
Dari sinilah lahirnya perselisihan
antara kaum intelektual dengan kaum gereja yang bekerja sama dengan kaum
bangsawan. Kaum gereja sebagai kaum yang mengatasnamakan Tuhan, menginginkan
berkuasa penuh. Sebaliknya kaum intelektual menghendaki dihilangkannya agama,
karena menimbulkan malapetaka bagi ummat manusia. Pendapat intelektual tersebut
tidak terlepas dari keterbatasan manusia yang dipengaruhi lingkungannya. Mereka
menganggap bahwa agama itu hanya Kriaten, dan mereka kenal Kristen itu bejat,
sehingga mereka menganggap bahwa agama itu bejat. Oleh karena itu mereka
bersikeras untuk menyingkirkan agama dari kehidupan rakyat. Percekcokan terus
berlangsung karena yang satu ingin mempertahankan kekuasaan, dan yang lain
ingin merebutnya.
Setelah sekian lama, terutama
setelah kaum gereja semakin terpojok, akhirnya ditemukan jalan tengah berupa
kompromi, yaitu dengan memenangkan kedua belah pihak. Eksistensi gereja (agama)
masih diakui, tetapi tidak boleh mengatur kehidupan. Yang mengatur kehidupan
adalah manusia. Mereka menganggap Tuhan sebagai pembuat arloji (God is watch maker) setelah diciptakan
arloji dibiarkan berjalan sendiri. Mereka percaya, bahwa Allah menciptakan alam
semesta ini, namun alam ini kemudia berjalan dengan sendirinya. Mereka
menunjukkan adanya hukum alam sebagai bukti. Para filosof mengambil data ilmiah
yang ditemukan oleh Isac Newton (setelah membaca literatur-literatur Islam)
berupa hukum “Gravitasi”, kemudian menyimpulkan bahwa alam ini mengatur dirinya
sendiri. Oleh karena itu mereka berkesimpulan bahwa setelah menciptakan
manusia, Allah istirahat dan manusia dibiarkan mengatur dirinya sendiri. Dari
sinilah lahirnya Sekulerisme.
Jadi Asas dari Sekulerisme adalah
memisahkan agama dari kehidupan. Artinya memisahkan agama dari ketatanegaraan
karena negara adalah perlambang atau wakil dari kehidupan ummat. Jadi
Sekulerisme ini juga aqidah, karena paham ini percaya adanya dunia, adanya alam
sebelum dunia (pencipta) dan alam sesudah dunia (akhirat), hanya saja
menganggap ketiganya tidak ada hubungan. Jadi apapun yang dilakukan didunia ini
tidak akan ditanya di akhirat, terutama yang ada hubungannya dengan gereja,
sebab kehidupan dunia telah terbebas dari agama.
Komunisme
Asas Komunisme adalah Materialisme,
yaitu bahwa alam semesta terdiri dari materi belaka, tidak ada unsur ruh
sedikitpun. Materi itu menciptakan kehidupan. Materi itu abadi bahkan azali.
Alam sebelun dan sesudah kehidupan dunia adalah materi, sedangkan kehidupan
dunia itu sendiri adalah jelmaan dari materi yang bernafas. Asal kehidupan
terjadi dengan sendirinya (Generatio spontaniae).
Dongeng tentang kehidupan yang mereka
buat adalah bahwa hidup itu berasal dari materi, materi membentuk atom, atom
membentuk molekul, kemudian membentuk asam amino. Tiba-tiba ada listrik dan
terbentuklah makhluk hidup yang paling sederhana yaitu virus. Dari virus
berkembang dan berevolusi menjadi makhluk bersel satu kemudian menjadi
makhluk-makhluk lain yang lebih kompleks, misalnya kecoa, ikan, tikus, anjing, monyet dan
akhirnya menjadi manusia.
Mereka mengingkari sisi rohani,
yaitu adanya pencipta dibalik kehidupan. Mereka menganggap bayi lahir sekedar
adanya pertemuan sperma dengan sel telur. Sehingga Descrates mengatakan “Beri
aku materi, maka kuciptakan kehidupan”.
Aqidah Komunis ini memang berbeda
dari Sekulerisme namun dalam memandang kebahgiaan di dunia ini mereka sepakat,
bahwa “kebahagiaan” itu adalah mereguk sebesar-besarnya kenikmatan dunia.
Islam
Asas
dari mabda’ Islam adalah aqidah Islam
yaitu: “Laa ilaaha ilaallah
Muhammadarrasulullah”. Penjabarannya adalah, bahwa dibalik alam semesta,
kehidupan dan manusia ini ada pencipta,
yaitu Allah ‘Azza wa jalla, inilah
sisi kerohanian. Artinya mengakui bahwa benda-benda itu adalah makhluk Allah,
sedangkan wujud dari benda-benda itu adalah sisi materi. Jadi dalam beriman
kepada Allah harus disertai iman kepada kenabian Muhammad Rasulullah dan iman
kepada Qur’an tanpa ragu sedikitpun, sehingga apa yang datang dari Al-Quran
harus diterima.
Dalam
memandang dunia, alam sebelum dan sesudah kehidupan didunia ini Islam
menyatakan adanya hubungan. Yaitu adanya Allah yang memberikan perintah untuk
beribadah di dunia serta adanya perhitungan dan balasan diakhirat terhadap amal
ibadah yang dilakukan di dunia. Jadi harus terikat dengan Syari’at Allah.
Dalam
beramal, Islam mengenal pandangan mencampurkan materi dengan ruh. Misalnya seseorang
yang berbicara dengan orang lain, unsur materinya adalah perbuatan berbicara
itu, sedangkan unsur ruhnya adalah kesadaran dari pembicara bahwa apa yang ia
bicarakan itu akan dipertanggungjawabkan nanti dihadapan Allah SWT pada hari
kiamat. Dalam masalah berdagang, unsur materinya adalah perdagangan itu,
sedangkan unsur ruhnya adalah kesadaran pedagang, bahwa barang dagangannya
dapat dipertanggungjawabkan kehalalan dan keharamannya menurut hukum Islam.
Proses Lahirnya Aturan
Sekulerisme/Kapitalisme
Karena asasnya memisahkan agama dari
kehidupan, maka aturan harus lahir dari manusia. Manusialah yang berhak membuat
aturan. Agama hanya tinggal di masjid-masjid atau gereja-gereja. Dilarang
campur tangan agama dalam masalah kehidupan. Dikatakan bahwa agama tidak
dilarang, tetapi hanya dibatasi. Agama adalah sesuatu yang sakral, sehingga
jangan sampai dicampur adukan dengan masalah politik, ekonomi, sosial, budaya
dan lain-lain.
Komunisme
Komunis menganggap bahwa aturan
lahir dari perkembangan alat produksi. Ketika alat produksi berupa kapak,
lahirlah feodalisme. Ketika kapak diganti dengan mesin-mesin, lahirlah
kapitalisme. Setelah kelas-kelas itu hilang, lahirlah sosialisme, dan pada
akhirnya nanti akan terwujud surga untuk komunisme. Dari sana kita bisa
menyimpulkan bahwa Aturan dari mabda’
ini diambil dari evolusi materi.
Islam
Sedangkan Islam mengakui bahwa Allah
SWT sebagai pemegang keputusan hukum, maka aturannya lahir dari syari’at yang
ditetapkan Allah melalui Rasul-Nya. Dalam memecahkan problemnya, seorang muslim
mempunyai tiga langkah ketika akan menghukumi suatu permasalahan, yaitu:
Mempelajari permasalahan yang muncul, Mempelajari hukum yang berkenaan dengan
permasalahan tadi, dan akhirnya mengambil hukum baik secara langsug maupun
secara istimbath.
Mabda’
yang Shohih
Setelah
kita membandingkan ketiga mabda’ yang
ada saat ini, maka kita dapat membuktikan dari ketiganya mana yang bisa
dikategorikan sebagai mabda’ yang
shohih dengan melihat keshohihan aqidahnya. Aqidah yang shohih adalah aqidah
yang :
1.
Sesuai dengan Fitrah
2.
Memuaskan Akal
3.
Menentramkan batin
Dari
ketiga mabda’ ternyata hanya Islam
yang sesuai dengan fitrah manusia, karena secara fitrah keadaan manusia itu
terbatas, lemah dan membutuhkan perlindungan kepada sesuatu yang memiliki
kemahakuasaan dan ini dibuktikan dengan mengakui adanya Pencipta dan
kekuasaan-Nya, sehingga hanya Aturan dari Penciptalah yang berhak dijadikan
sebagai tolak ukur perbuatan manusia dalam kehidupan dunia. Berbeda dengan
mabda Sekulerisme/Kapitalisme yang mengakui adanya Pencipta, tetapi menafikan
kemahakuasaannya sehingga dalam menjalankan kehidupan dunia tidak menerima
Aturan dari sang Pencipta, dengan begitu jelas bahwa mabda ini tidak sesuai
dengan fitrah manusia dari sisi memisahkan agama dari kehidupan, sehingga mabda
ini menghendaki aturan yang dipakai dalam kehidupan dunia adalah aturan buatan
manusia yang berlandaskan manfaat yang tidak ada hubungannya dengan agama.
Sedangkan Komunis nyata-nyata tidak mengakui adanya Pencipta.
Aqidah
Islam pun menyatakan bahwa alam semesta, manusia dan kehidupan ini diciptakan oleh Allah SWT sesuai dengan
akal baik melalui penalaran maupun dengan bukti-bukti yang nyata. Tentunya
setiap yang lemah, terbatas, serba kurang dan saling membutuhkan satu dengan
yang lainnya itu ada Penciptanya. Sehingga jika ada orang komunis menyatakan
bahwa pencipta itu tidak ada, adalah tidak logis dan tidak dapat dibuktikan
kebenarannya. Sedangkan pengakuan Sekulerisme/Kapitalisme terhadap adanya
Pencipta alam semesta, manusia dan kehidupan tapi menyatakan bahwa pencipta
idak mampu mengaturnya adalah jelas tidak logis pula. Sehingga kecuali Islam,
kedua mabda lainnya (Komunis dan Kapitalis) tidak dapat memuaskan akal.
Ketika
menyadari bahwa alam semesta, manusia dan kehidupan ini ada yang menciptakan
dan Penciptanya pun menurunkan Aturan (perintah dan larangan) yang tentunya
harus dilaksanakan dalam seluruh aktivitas kehidupan yang pada akhirnya kita
akan mempertanggungjawabkan seluruh aktivitas kehidupan kita dihadapan
Pencipta, maka kita telah mendapatkan sedkit gambaran dari ketiga mabda yang
ada saat ini dan Mabda’ Islamlah mabda’ yang shohih, artinya dia memang sebuah mabda’ bukan ciptaan manusia. Bahkan dia
ada lebih dahulu sebelum munculnya Kapitalisme dan Sosialisme. Jadi salah besar
jika dikatakan bahwa Islam adalah hasil olahan Kapitalisme dan Sosialisme,
dengan mengambil yang baik-baik saja dari keduanya. Islam adalah kepunyaan
Allah SWT sebagai Pencipta alam semesta beserta seluruh isinya dan Allah SWT
hanya meridhoi Islam untuk manusia, yang lain adalah bathil dan pasti akan
lenyap, cepat atau lambat.
“Pada hari ini telah Ku-sempurnakan kepadamu agama kamu dan telah
Ku-cukupkan atas kamu nikmat-Ku, dan Aku telah ridhla Islam sebagai
agamamu….” (QS. Al-Maidah:3)
“Sesungguhnya agama yang diridhai disisi Allah hanyalah Islam”. (QS.
Ali Imran:19)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar